Cianjur, 25 Februari 2006
Hampir mataku tak lengah dari penglihatan
hampir telingaku setia dengan suara detakmu
hampir mulutku mengucap asa lelah
semua detak terus meljau tak lelah
Roda hidup menggelinding tanpa arah
Di depan ada spanduk rambu keberhasilan
tak canggung menghalang itu semua
Rusak, hingga rusak benang penghalang
antara sang penentu hidup
Tak ingin ku sesali diakhir
tak ingin ku lalui suasana debu hitam
yang menyesakkan aliran darhku
enggak ku toleh masa silam yang kelam' kini ku ingin Soerya menatapku riang
hingga semua tulang rusuk transparan.
Hampir mataku tak lengah dari penglihatan
hampir telingaku setia dengan suara detakmu
hampir mulutku mengucap asa lelah
semua detak terus meljau tak lelah
Roda hidup menggelinding tanpa arah
Di depan ada spanduk rambu keberhasilan
tak canggung menghalang itu semua
Rusak, hingga rusak benang penghalang
antara sang penentu hidup
Tak ingin ku sesali diakhir
tak ingin ku lalui suasana debu hitam
yang menyesakkan aliran darhku
enggak ku toleh masa silam yang kelam' kini ku ingin Soerya menatapku riang
hingga semua tulang rusuk transparan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar